Oleh: likul | November 30, 2008

INILAH CINTA

Kau hadir menjadi warna dalam hidupku, seperti yang lain datang. Namun mereka kamudian pamit satu persatu dalam bayangku. Tapi kau, mengapa tetap bersembunyi dalam hatiku. Aku mencoba bertanya pada nuraniku, apakah ini hanya sebuah kenangan yang mampir? Seperti bunga warna-warni yang mempesona? Sekelebat pandang memikat jiwa, lalu pergi tanpa keharuman. Atau seperti siluit pelangi, yang warna-waninya memikat jiwa, namun kemudian sirna, tanpa meninggalkan janji.

Tetapi, kau hadir dan mengisi ruang kosong dalam hati. Dan menebar harum kerinduan yang belum pernah diungkap waktu dalam hidupku. Kau hadir bersama harapan, menyulut pelita hatiku yang telah lama mati.
Ku akui, kecantikanmu memang mempesona para “pemuja fatamorgana warna”. Tapi aku bukan diantara mereka. Apalagi pengagum putihnya kulit ari yang menghiasi wajahmu. Karena aku bukanlah pengagum cinta yang sesaat.

Datangmu di hatiku seperti bulan di malam hari, tanpa ku panggil. Kau memasuki hati karena harum pesona pribadimu. Merasuk ke hati mengalir bersama darah keseluruh tubuh, dan aku tak mampu berpaling dari rinduku padamu. Dan aku tak mampu mengganti bayangmu dengan keindahan lain. Dan aku yakin “ini adalah cinta”

Aku bertanya; “Dosakah ini Ya Alloh”. Hatiku bergetar takut, bermunajat pelan: “Ya Alloh, jika cinta ini rahmatMU maka biarkan bersemi, dan pertemukanlah kami dalam dekapan ridloMU. Tapi jika cinta ini akan jadi amarahMU maka padamkan dari hatiku, dan hapus rinduku padanya dari hatiku, seperti Kau menghapus malam dengan siang”.

Aku tahu, ibarat pemimpi aku lupa waktu telah pagi. Dan matahari menertawakan mimpiku, tapi mimpi ini telah datang dalam taqdir, walau sebuah mimpi. Dengan harapan yang takkan padam aku berdoa: “Ya Alloh, andai mimpiku tentangnya Kau hadirkan dalam kenyataan hidupku, maka itu rahmatMU terindah dalam hidupku, dan andai Kau putuskan mimpiku, maka bangunkan aku dengan hati yang penuh keikhlasan”.


Tinggalkan komentar

Kategori